Jadilah yang terdepan katanya. Depan mana, pikirku. Memangnya kita sedang berlomba? Tak tahukah ia kalau bumi ini bundar? Bagaimana mungkin aku menjadi yang paling depan kalau barisannya tidak memiliki ujung. Ini belum lagi memperhitungkan arah hadap yang berbeda-beda. Bagaimana aku bisa menjadi paling depan kalau orang di belakangku ternyata memunggungiku?
Teruslah bergerak katanya. Kenapa, renungku. Apakah aku tidak boleh menikmati pemandangan pinggir danau ini? Apakah pantainya hanya boleh dinikmati sesaat dan harus segera ditinggalkan? Tak tahukah ia kalau bumi ini bundar? Untuk apa aku harus terus bergerak kalau aku akan kembali ke posisi ini. Apakah jarak yang ditempuh akan menentukan akhir hidupku?
Fokuslah pada diri sendiri katanya. Haruskah, tanyaku. Sampai kapan aku harus fokus pada diri sendiri saja? Bagaimana dengan orang lain? Apakah aku harus berjuang sendirian? Tak tahukah ia kalau bumi ini bundar? Mengapa aku harus fokus pada diri sendiri saja ketika aku adalah bagian dari kehidupan ekosistem bumi. Salahkah aku ingin berfokus pada aku dan sekitarku?
Foto oleh Juan Rumimpunu di Unsplash