Makalah (atau yang lebih dikenal dengan kata paper) seringkali dianggap membosankan, kaku dan bertele-tele. Membaca novel puluhan ribu kata bisa dilakukan tanpa diminta, namun membaca makalah tujuh halaman saja mendorong keinginan untuk terlahir sebagai ikan mas. Apa daya, menjadi manusia yang berkuliah tidak bisa menghindari yang namanya skripsi atau tugas akhir. Makalah-makalah yang sudah diunduh itu harus dibaca. Sudah menghabiskan dua jam untuk membaca makalah tujuh halaman itu, tidak ada makna yang didapat. Sudah sampai kesimpulan, merasa salah memilih makalah untuk dibaca.
Membaca makalah tidak harus menjadi sebuah bentuk penyiksaan. Makalah bukanlah novel dan makalah memiliki caranya tersendiri untuk menyampaikan informasinya. Misal, makalah secara umum ditulis menggunakan paragraf deduktif. Ini berarti kalian bisa mengira-ngira isi paragraf dari kalimat pertama setiap paragraf.
Struktur umum makalah
Tulisan ilmiah memiliki struktur umum. Setiap bagian memiliki tujuan yang jelas dan tidak bisa dicampuradukkan. Kalau struktur cerita fiksi terdiri dari latar belakang, muncul konflik, konflik, antiklimaks, dan resolusi, maka struktur umum makalah terdiri dari:
- Judul
- Makalah dalam satu kalimat*.
- Abstrak
- Rangkuman makalah.
- Kata kunci
- Ibarat hashtag, kata kunci membantu makalah ditemukan oleh mesin pencari dan juga para pembaca.
- Pendahuluan
- Menggambarkan situasi dan menjelaskan mengapa situasinya adalah masalah.
- Mendiskusikan tujuan dari penelitian atau permasalahan yang ingin diselesaikan.
- Menceritakan bagaimana penelitian yang dilakukan sesuai dan akan membantu ilmu pengetahuan terkini.
- Metode penelitian
- Bagaimana penelitian dilakukan.
- Materi apa yang digunakan.
- Metode penelitian dan analisis yang dilaksanakan.
- Hasil penelitian
- Biasanya berisi tabel dan gambar
- Menjelaskan hasil penting dari proses penelitian untuk menjawab hipotesis atau pertanyaan penelitian (terkait tujuan penelitian).
- Kesimpulan
- Menerangkan lebih lanjut hasil dari penelitian yang dilakukan. Apa penyebabnya atau mengapa hasil penelitian berbentuk demikian.
- Memaparkan implikasi dan pentingnya di dalam bidang yang diteliti dan juga terhadap konteks yang lebih luas.
- Menandai keterbatasan penelitian dan mengajukan penelitian selanjutnya yang dapat membantu memberikan jawaban lebih jelas.
- Daftar pustaka
- Daftar referensi yang membantu penelitian
Dengan fungsi setiap bagian yang jelas, pembaca bisa membaca satu bagian saja untuk mendapat apa yang ingin diketahui. Misalkan peneliti yang penasaran bagaimana sebuah penelitian X dilakukan, maka dia cukup membaca bagian metode penelitian.
Algoritma Membaca Makalah
Tidak semua makalah harus dibaca dari awal hingga akhir. Makalah bukanlah novel. Terutama untuk studi literatur, ada cara yang lebih efisien untuk melakukannya. Untuk yang ingin membuang waktu, membaca daftar pustakanya satu demi satu sangat disarankan.
Survei Makalah
Melakukan survei terlebih dahulu terhadap artikel ilmiah yang akan dibaca mengurangi waktu terbuang membaca makalah yang salah. Ibarat pindah rumah, kita menyaring rumah-rumah mana saja yang tidak cocok terlebih dahulu.
Survei makalah dilakukan dengan membaca
- judul dan kata kunci,
- abstrak, dan
- kesimpulan.
Aktivitas ini membutuhkan waktu hanya 30 detik hingga 5 menit. Kegiatan survei menjawab relevansi makalah terhadap kegiatan penelitian yang kita lakukan. Pada tahap ini, berhentilah kapanpun apabila yang dibaca dirasa tidak bermakna.
Membaca Bagian yang Dibutuhkan
Setelah menyaring makalah-makalah yang tidak penting, kita bisa meluangkan waktu untuk membaca makalah-makalah yang ada. Kegiatan ini bisa memakan waktu hitungan satu dua jam hingga lebih dari satu hari berdasarkan pengalaman pribadi penulis. Meskipun makalah ditulis dengan runut, makalah juga secara tidak langsung dapat dibaca per bagian. Bergantung pada kebutuhan, kita bisa memilih-milih apa saja yang ingin kita ketahui.
Membaca tabel dan gambar terlebih dahulu seringkali membantu pemahaman karena gambar dan tabel dalam makalah bertujuan untuk meringkas informasi. Ini juga termasuk judul gambar dan judul tabel yang tercantum. Biasanya tidak memakan waktu banyak.
Dalam prosesnya, buatlah catatan mengenai artikel ilmiah yang dibaca. Dengan catatan, kita tidak perlu membaca ulang makalahnya lagi, terkecuali ada detil yang ketinggalan. Kebiasaan ini akan sangat membantu untuk mengingat dan mencari makalahnya kembali. Ketika sudah banyak makalah yang dibaca atau waktu yang cukup lama sudah terlewati, ingatan kita tidak bisa diandalkan. Catatan yang dibuat harus mudah diakses kembali dan tidak berada dalam makalah itu sendiri (terutama untuk makalah berbentuk pdf).
Aplikasi seperti mendeley atau zotero dan juga banyak aplikasi khusus referensi lainnya menyediakan fitur untuk menyimpan catatan yang dapat dicari kembali nantinya. Aplikasi seperti evernote atau notion juga bisa digunakan untuk menulis rangkuman dari bacaan kalian.
Akhir kata
Algoritma membaca makalah ini merupakan sebuah keterampilan yang bisa dipelajari dan dilatih. Membaca makalah atau paper tidak perlu menjadi suatu momen yang menyiksa. Survei terlebih dahulu. Saring yang tidak relevan. Ketika membaca abstrak dan kita tidak merasa bacaannya akan membantu kita, kita bisa langsung move on dan mencari bacaan yang lebih baik. Setelah itu, buatlah catatan terhadap apa yang kita baca karena sebaik-baiknya ingatan kita, masih lebih catatan yang tidak lengkap itu. Seperti pepatah Mandarin: 好记性不如烂笔头 (The faintest writing is better than best memory).
Referensi:
- Carr, P. W. (2016, June 5) How to Read a Paper Efficiently (By Prof. Pete Carr) [Video]. YouTube https://www.youtube.com/watch?v=IeaD0ZaUJ3Y
- Heintz, K. J. (2018, November) Essential Guidelines for Writing a Research Paper. Wordvice. https://wordvice.com/seminar-how-to-write-an-effective-research-paper/
Gambar oleh Annie Spratt pada Unsplash