Lompat ke konten

Rumah yang pergi – fiksi mini

Aku terbangun di sebuah tanah kosong. Kulihat beberapa kendaraan kami masih ada dan sebaris petak tanaman di sebelah pagar juga tidak tersentuh. Selain aku dan Toha, yang lain terbangun secara mendadak sebab alas tidur mereka diangkut oleh Rumah. Ternyata, Rumah kami angkat kaki. Dia tidak betah sepertinya ditinggali aku dan teman-temanku. Setahuku, Rumah tidak keberatan dengan keributan atau keramaian. Perayaan tahun baru, pesta ulang tahun, barbeque dan karaoke sudah beberapa kali dilakukan dan Rumah tidak pernah memperingati kami atau menunjukkan penolakan.

Tidak ada yang tahu mengapa dia pergi dan mengapa aku dan Toha disisakan alas tidur. Mungkinkah karena kebersihan dia pergi? Tapi aku merasa aku sering mencuci piring-piring yang kotor sebelum memasak dan juga sesekali menyapu rumah. Toha juga sering menyapu dan rajin membuang sampah ke bak di depan gang.

Sejak kapan Rumah berpikir untuk pergi dari kami? Kemarin malam saat aku menceritakan kucing kami yang akhirnya pulang, dia tidak bilang apa-apa. Toha juga bilang yang sama ketika dia menceritakan bunga-bunga depan rumah yang bermekaran.

Sepertinya untuk beberapa malam ke depan, kami akan tidur di tenda sembari mencari Rumah.

Foto oleh Luke Stackpoole melalui Unsplash